Entri yang Diunggulkan

Duit Pasangan

Senin, 10 Juni 2019

Halte Misterius



Hari ini, aku pulang larut karena lembur. Sialnya rekanku sudah pulang semua, sementara motorku sedang rusak. Terpaksa, aku harus berjalan kaki. Untung, temanku yang ngekos dekat dengan kantor menijinkanku menginap malam itu. Alhasil, aku tak perlu keluar terlalu banyak uang untuk menggunakan taksi, mengingat hari ini tanggal tua.

Singkat cerita, aku pun berjalan dari kantor, menuju kontrakanya.

Jarak dari kantor ke kontrakan itu hanya berjarak benerapa ratus meter. Aku juga cuman harus melewati jalan raya, tapi sesuatu menghalangi lekas-lekas pergi. Hal itu lantaran kutemukan sosok gadis berdiri sendiri, di sebuah halte, di pinggir jalan. Sebuah pohon cemara berdiri kokoh di sebelahnya.

Hm, jadi dia sedang menunggu bis, ya? Pikirku. Aku sudah setahun kerja di perusahaanku, makanya aku tahu. Sudah tidak ada bis lagi pada jam segitu.

“Nunggu bis ya, Mbak?” tanyaku waktu itu.

Gadis itu tersenyum amat manis, melongok jam tangan di tangannya dan menjawab, “iya nih, mas! Udah nunggu dari tadi nggak juga muncul.”

Aku balas tersenyum. Gadis itu benar-benar cantik, puluhan kali dari mantan tercantik yang pernah datang di hidupku. Lagian mantan juga cuman dua, hhh.

“Orang baru, ya?”

“Kok, tahu?”

(Karena embak telah membaru-barukan hatiku :v)
(Hadeh, emangnya Andre Taulani, wkwkwk)

“Kalau jam segini emang nggak ada bis, Mbak.”

“Duh, gimana dong?”

“Telepon orang terdekat aja, suruh jemput!”

“Udah, tapi datengnya dua jam lagi, mana sepi lagi. Mas mau temenin?”

Aku pun, mengangguk dengan begitu girang. Suasana benar-benar sepi, jantungku pun, berdenyut-denyut. Pikiranku benar-benar kacau entah kemana. Rasanya menunggu setahun pun, rela kujalan asal ada dia di sampingku. Akan tetapi, temanku menelepon karena kos tempatnya sebentar lagi bakalan dikunci. Aku coba memintanya menahan sejam lagi, karena kami baru menunggu sejam lewat sedikit, tapi peraturan di kosnya seperti itu.

Sebenarnya, aku tak keberatan tidur di emperan sekalipun asal bisa lebih lama dengan Si Gadis. Akan tetapi, bagaimana kalau ternyata yang datang menjemput adalah pacar? Apalagi suami? Bisa mati konyol aku. Dengan berat hati, aku pun, pamit undur diri.

“Maaf, Mbak sekali lagi maaf!”

“Beneran nggak mau temenin bentar lagi, Mas?”

“Kos-kosan temen saya udah mau tutup, bisa-bisa saya tidur di emperan.”

Kasihan sebenarnya melihat gadis tadi mengangguk, mengiyakan alasanku. Aku sempat berpikir untuk berbalik. Sampai di kosnya temanku pun, aku masih menyesali kobodohan itu. Maksudku, bagaimana mungkin aku melewatkan gadis secantik itu? Aku bahkan lupa menanyakan alamat rumah, atau lebih cerdas lagi, nomor telepon, tapi apa daya semua telah berlalu.

Keesokan harinya, aku berangkat pagi-pagi bareng temanku, dari kosnya. Tak lupa ku lihat halte kemarin cermat-cermat. Alangkah terkejutnya aku, mendapati tak adanya halte bus semalam. Kalau dipikir-pikir, disana memang tak ada halte.

Tanpa pikir panjang, aku berlari menyusuri jalanan semalam. Kulihat pohon cemara kemarin berdirk di sana, lengkap dengan tempelan poster yang membuatku tak mungkin salah kamar. Yang membuatku heran, di sana terbentang pecahan kaca sepanjang jalan. Trotoarnya pun, hancur seperti sebuah kecelakaan sempat terjadi. Lalu beberapa orang tampak menunjuj tempatku berdiri.

“Yang mati 2!” Begitulah yang kudengar.

“Mati? Mati gimana, pak?! Oh, iya halte semalam ke mana, pak?” tanyaku.

“Halte apa, ya mas?” Si Bapak balik bertanya.

“Ya, halte! Disini semalem ada halte, kok!”

“Di sekitar sini nggak ada halte, mas! Bus, angkot, udah nggak ada sejak jam 4 sore. Ngapain bikin halte?”

“Terus, ini semua apaan, pak!”

“Mas belum denger, ya?” Tanya Si Bapak, dan aku segera menggeleng, “semalem terjadi kecelakaan di sini!” lanjutnya.

“Ah yang bener, pak! Saya masih di sini nyamle jam 9, nggak ada apa-apa, kok!” sanggahku.

“Ya pasti nggak ada apa-apa lah, mas orang kejadiannya jam 10!”

“Astagfirullah!” sebutku.

Bayangkan! Apa jadinya kalaj aku masih menunggu sejam lagi. Bukan cuma tidur di emperan, yang ada bisa tidur selamanya. Dan setelah kuteliti, yang mati juga seorang bapak pengendara motor dan anaknya yang masih kecil. Tefus, siapa wanita yang cantik semalam? Sampai hari ini, hal itu masih menjadi misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar